Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih dan penyayang.
Saudaraku sekalian yang dirahmati Allah swt. Pada kesempatan kali ini, saya mengajak kepada kita semua untuk memahami suatu perkara besar yang paling utama dan wajib kita ketahui dalam kehidupan manusia, yaitu keimanan. Tanpa adanya keimanan dalam hati, keberadaan manusia akan berkurang dan merasa kurang bermakna hidupnya. Sebaliknya, jika keimanan itu ada, mengakar, dan tumbuh menjulang, tentunya ia akan dapat menciptakan rasa kasih sayang dan rasa aman pada jiwanya.
Keimanan tersebut mencakup hal, iman kepada Allah swt., para malaikat, kitab-kitab Allah swt., dan iman kepada para rasul yang diutus Allah swt. Hal ini seperti yang telah diajarkan oleh Allah swt., dalam Al-Qur'an surat al-Baqarah:285 yang artinya:
"Rasul (Muhammad) telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), 'kami tidak membeda-bedakan antara seseorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya. 'Dan mereka mengatakan, 'Kami mendengar dan kami mentaatinya'. (Mereka berdoa) 'Ampunilah kami, ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."
Pada kesempatan lain, Nabi kita Baginda Rasulullah saw., mengajari kita bagaiman cara beriman. Dalam riwayat yang panjang dari sahabat Umar r.a. bahwasannya dia berkata,
"Suatu hari kami sedang duduk bersama Rasulullah saw., tiba-tiba datang seorang laki-laki dengan pakaian yang sangat putih, hitam pekat rambutnya dan tidak tampak tanda bahwa ia datang dari tempat yang yang jauh. Di antara kita tidak ada yang mengenalnya. Kemudian ia duduk dihadapan Rasulullah saw. Kemudian ia berkata, 'Wahai Muhammad, beri tahu aku tentang Islam!' Rasulullah saw., menjawab, 'Islam adalah jikalau kamu bersaksi tidak ada Tuhan yang wajib diibadahi kecuali Allah swt., dan bersaksi bahwa nabi Muhammad saw., adalah seorang hamba dan rasul-Nya. Dan jika kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan haji apabila kamu mampu. Laki-laki itu berkata, 'Benar kamu (wahai Muhammad)'. Kami semua heran mendengar ucapannya ini. Dia sendiri yang bertanya dan ia sendiri juga yang membetulkannya. Dia bertanya lagi, '(Wahai Muhammad), terangkan kepadaku tentang iman!' Rasul menjawab, '(iman) adalah jika kamu berkeyakinan akan keberadaan Allah, kitab-kitab yang diturunkan Allah, rasul-rasul utusan Allah, hari akhir, dan iman akan keputusan dan ketetapan Allah yang baik dan buruk'. Laki-laki itu berkata, benar sekali apa yang kamu katakan. Dia pun bertanya lagi, '(Wahai Muhammad) terangkan kepadaku tentang ihsan!' Rasul menjawab, '(ihsan) adalah apabila kamu beribadah kepada Allah terasa seakan-akan kamu melihat jelas akan kehadiran Allah swt. Dan apabila kamu tidak melihat-Nya, maka (yakinlah dan rasakanlah) bahwa sesungguhnya Allah melihat kamu'. Lantas, laki-laki itu melanjutkan pertanyaanya, 'terangkan kepadu tentang hari kiamat!' Rasulullah menjawab, 'orang yang ditanya tidaklah jauh lebih mengerti dari orang yang bertanya'. 'Kalau begitu, terangkan kepadu tentang tanda-tandanya!', Rasul menjawab, 'apabila seorang budak perempuan melahirkan anak dari majikannya, apabila kamu melihat orang-orang yang tidak memakai alas kaki, tidak berpakaian, sangat miskin dan bekerja sebagai penggembala domba bermegah-megahan dan saling berlomba-lomba dalam meninggikan bangunan rumah'. Setelah selesai bertanya, laki-laki itu pun lantas pergi. Aku berdiam diri sebentar, dan kemudian Rasul bertanya kepadaku (Umar), 'Wahai Umar, tahukah kamu siapa orang yang bertanya tadi?' Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya lebih tahu tentang hal itu'. Kemudian Rasul berkata, 'sesungguhnya yang tadi datang adalah Malaikat jibril'. Ia hadir dihadapan kalian untuk mengajari tentang masalah agama kalian'. (Dinukil dari Kitab al-Arba'iin an-Nawawiyah karya Imam an-Nawawi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar